hujan bintang

Saturday, July 13, 2013

Partograf


        Partograf
Partograf adalah alat pencatatan persalinan, untuk menilai keadaan ibu, janin dan seluruh proses persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika ada penyimpangan / masalah dari persalinan, sehingga menjadi partus abnormal dan memerlukan tindakan bantuan lain untuk menyelesaikan persalinan. Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang menggambarkan berbagai parameter untuk menilai kemajuan persalinan. Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal) terhadap garis perjalanan waktu (horisontal). Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan partograf dimulai pada pembukaan 4 cm fase aktif. Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yang bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan itu normal atau dengan komplikasi.

PARTOGRAF WHO
Sesuai standarisasi WHO (World Health Organization), untuk digunakan di pelosok-pelosok negara berkembang atau miskin, supaya mudah digunakan oleh pelayan kesehatan di sarana terbatas.Jika dinilai ada masalah yang memerlukan intervensi, dapat segera diusahakan untuk dirujuk ke pusat kesehatan yang lebih baik.
Dengan partograf WHO dapat dinilai kapan diperlukan tindakan untuk menyelesaikan proses persalinan dengan :
1)      perlu/tidaknya dirujuk,
2)      perlu/tidaknya induksi infus oksitosin, danperlu/tidaknya operasi sectio cesarea.
Penelitian partograf WHO dilakukan multisentral di Indonesia (4 rumahsakit), Thailand (2 rumahsakit) dan Malaysia (2 rumahsakit) selama 15 bulan (Januari 1990 – Maret 1991), menghasilkan modul / form partograf yang sekarang banyak dipakai di mana-mana.
·                     Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
• Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui periksa dalam.
• Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan dernikian juga
dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
• Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru 1ahir.
·                     Partograf digunakan:
• Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting
dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik
normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan da1am
memantau, mengeva1uasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan
penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
• Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit, dll).
• Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan
kepada ibu dan proses kelahiran bayinya
• Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
·                     Partograf tidak dibuat pada kasus-kasus :
• Partus prematurus
• Pada saat MRS pembukaan > 9 cm
• Akan dilakukan seksio sesar elektif
• Pada saat MRS akan dilakukan seksio sesar darurat
• Bekas seksio sesar 2 kali
• Bekas seksio sesar klasik

• Kasus preeklampsia dan eklampsia.
partograf digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan untuk:
• Mencatat kemajuan persalinan
• Mencatat kondisi ibu dan janinnya
•Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
• Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
• Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai
dan tepat waktu.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:
1.                  Denyut jantung janin setiap 1/2 jam
2.                  Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1/2 jam
3.                  Nadi: setiap 1/2 jam
4.                  Pembukaan serviks setiap 4 jam
5.                  Penurunan: setiap 4 jam
6.                  Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
7.                  Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam
Pencatatan selama fase aktif persalinan
·         Halaman depan partograf mencantum bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pe¬meriksaan selama fase aktif persalinan,
a.       Informasi tentang ibu :
ü  Nama, umur ;
ü  Gravida, para, abortus (keguguran)
ü  Nomor catatan medik/nomor puskesmas
ü  Tanggal dan waktu mulai dirawat (jika dirumah :tanggal dan waktu penolongan pesalinan mulai merawat ibu).
b.      Waktu pecahnya selaput ketuban
c.        Kondisi janin
ü  DJJ (denyut jantung janin)
ü  Warna dan adanya air ketuban
ü  Penyusupan (molase) kepala janin.
d.      Kemajuan persalinan
ü  Pembukaan serviks
ü  Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
ü  Garis waspada dan garis bertindak.
e.        Jam dan waktu
ü  Waktu mulainya fase aktif pers'alinan.
ü   Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian .
f.        Kontraksi uterus
ü  Frekuensi dan lamanya.
Kontraksi uterus dihitung per 10 menit, terbagi atas :
- Kurang 20 detik : Tanpa arsiran
- 20-40 detik : Dengan arsiran
- Lebih 40 detik : Dihitamkan
g.      Obat-obatan dan cairan yang diberikan
ü  Oksitosin.
ü   Obat-obatan lailnnya dan cairan IV yang diberikan.
h.       Kondisi ibu
ü  Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.
ü   Urin (volume, aseton atau protein).
i.         Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom sisi partograf atau catatan kemajuan persalinan).
pengisian halaman depan Pada Partograf
A.    lnformasi Tentang Ibu
 Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: jam atau pukul pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.
      Identitas meliputi :
- Tanggal – Hari pertama haid terakhir
- Gravida – Taksiran parrtus
- Para – Nomor register
- Abortus
B. Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air
ketuban dan penyusupan (kepala janin)

1. Denyut jantung janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tandatanda  gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi
tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian
hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas dan bersambung
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada angka 180 dan
100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas
160. untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran
normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu
dari kedua sisi partograf.

2. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah
lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
• U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
• J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jemih
• M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
• D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
• K :selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi ("kering")
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit) maka ibu harus segera dirujuk Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat daruratan obstetri dan bayi baru lahir.
3. Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
 Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar detajat
penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi
kepala-panggul (CPD). Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan. Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.
turunkepala1
0 : Tulang tengkorak terpisah dan sutura dapat teraba dengan mudah
+ : Tulang tengkorak saling berdekatan
++ : Tulang tengkorak tumpang tindih
+++ : Tulang tengkorak tumpang tindih dengan nyata.
Posisi kepala ditandai dengan memperhatikan letak dari ubun-ubun kecil.
Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambanglambang
berikut:  ini:
0: tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 ; tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
C. Kemajuan persalinan
           Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besamya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak tersendiri.
Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukkan penambahan
dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah
janin tercantum arigka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (Menentukan Penurunan Janin). Setiap kotak segi empat atau kubus
menunjukkan waktu 30 menit untuk pencatatat waktu pemeriksaan, denyut jantung janin,
kontraksi uterus dan frekuensi nadi ibu.
1.    Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tandapenyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan darisetiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur
besamya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan-temuan dari pemerikasaan dalam yang dilakukan pertama kali selama masa fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh.
Friedman membagi persalinan dalam 2 fase, yaitu :
1.           Fase I (fase laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai
dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm.
2.           Fase II (fase aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat pasien masuk rumah sakit,
dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah
berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara. Pembukaan mulut rahim
dicatat dengan tanda “X”. Bila pasien masuk rumah sakit dalam fase
aktif, tanda “X” diletakkan pada garis waspada sedangkan waktu masuknya
pasien ditulis dibawah tanda “X”. Apabila pembukaan mulut rahim ketika
pasien masuk rumah sakit dalam fase laten kemudian masuk kedalam fase
aktif dalam jangka waktu kurang 8 jam maka tanda “X” dipindahkan ke
garis waspada. Perpindahan ini digambarkan dengan garis putus-putus
sampai pada garis waspada dan diberi tanda “Tr”.
Untuk menentukan seberapa jauh bagian depan anak turun ke dalam rongga
panggul, digunakan bidang HODGE (H) sebagai berikut :
partgraftb1
1. HI : Sama dengan pintu atas panggul
2. HII : Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah simfisis pubis
3. HIII : Sejajar dengan H I melalui spina iskiadika
4. HIV : Sejajar dengan H I melalui ujung tulang koksigeus.
Porsio dinilai dengan memperhatikan kekakuan, lunak, tebal, mendatar
atau melepasnya porsio.
Perhatikan:
• Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan besamya
pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil periksa dalam.
• Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan (pembukaan serviks) dari
hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang sesuai
dengan bukaan serviks (hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau
titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.
Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)

http://3.bp.blogspot.com/_JdayxWe_Qak/SwQJtJP8clI/AAAAAAAAAcQ/xDXaSfIbS_g/s400/Picture2.jpg
2. Penurunan bagian terbawah janin
            Setap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan tandatandapenyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian
terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah
pembukaan serviks mencapai 7 cm.
Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan
angka pembukaan serviks. Berikan tanda '0' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai.
Sebagai cantah, jika hasil pemeriksaan palpasi kepaia di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka
tuliskan tanda "0" di garis angka 4. Hubungkan tanda '0' dari setiap pemeriksaan dengan
garis tidak terputus

http://1.bp.blogspot.com/_JdayxWe_Qak/SwQKb3V7GPI/AAAAAAAAAcY/krZs79Uj278/s400/Picture3.png
3.           Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimanapembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kakuatau inersia uteri hipotonik, dll).
Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, rnisalnya : persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
D. Jam dan waktu
1. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

            2. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatatwaktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada
pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang
tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).
3. . Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
http://2.bp.blogspot.com/_JdayxWe_Qak/SwQLLSrWG9I/AAAAAAAAAcg/wkWb46IEqWM/s320/Picture4.jpg
Keterangan:  Kontraksi uterus dihitung per 10 menit, terbagi atas :
 - Kurang 20 detik : Tanpa arsiran
- 20-40 detik : Dengan arsiran
- Lebih 40 detik : Dihitamkan
F. Obat-Obatan Dan Cairan Yang Diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
1.      Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
Hal yang diperhatikan :
- Jumlah unit per 500 cc
- Jumlah tetesan per menit
2. Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak  yang sesuai dengan kolom waktunya.
G. Kesehatan dan Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika
diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai.
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak atau
diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.
2. Volume urin, protein dan aseton
                Ukur dan catat jumlahjproduksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkernih). Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin.
H. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf,atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktusaat membuat catatan persalinan Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis Pencatatan pada lembar belakang Partograf
·         Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir). 
·         Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan. 
·         Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala empat untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang se¬suai. 
·         Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama pada pe¬mantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang dan bersih aman.
Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut:
1.      Data dasar
2.      Kala I
3.      Kala II
4.      Kala III
5.      Bayi baru lahir
6.      Kala IV

Cara pengisian l:
·         Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci disampai¬kan menurut unsur-unsurnya sebagai berikut.
1). Data dasar
·      Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.  
1.       Tanggal :………………………………………………….
2.      Nama Bidan : …………………………………………
3.      Tempat persalinan : ………………………………
 Rumah ibu
Puskesmas
Polindes
 rumah sakit
Klinik swasta
 Lainnya : .......... 
4.      Alamat tempat persalinan :………………………
5.      Catatan : rujuk, kala I / II / III / IV6.
Alasan merujuk : …………………………………….
7.  Tempat rujukan : …………………………………….
 8. Pendamping pada saat merujuk :Bidan temanSuami dukunKeluarga tidak a 
2). Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut. Untuk pertaanyaan no. 9, lingkari jawaban yangsesuai. Pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalampersalinan.
Pertanyaan kala I :
9.  Partograf melewati garis waspada : Y/T
10.  Masalah lain, sebutkan : …………………………
11.  Penatalaksanaan masalah tersebut : ………
12.    Hasilnya : ………………………………………………
3). Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.

13.   Episiotomi :
Ya, indikasi ……………………………………………….
 Tidak
14. Pendamping pada saat persalinanBidan suamikDukun tidak adaTeman15.Gawat janinYa, tindakan yang dilakukan :
a.…………………………………………………………
 b.…………………………………………………………
c.…………………………………………………………
 15. Distosia bahu :Ya, tindakan yang dilakukan :
a.…………………………………………………………
b.………………………………………………………..
c.…………………………………………………………
Tidak
17. Masalah lain, sebutkan : ……………………….
18. Penatalaksanaan masalah tersebut : ……..
19. Hasilny : …………………………………………………
4). Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
            Pertanyaan pada kala III
20. lama kala III : ……………… menit
 21. Pemberian oksitosin 10 U I.M. ?
Ya, waktu : …………………….. menit sesudah persalinan
 Tidak, alasan : ……………………………………………………..
 22. Pemberian ulang oksitosin (2X)
Ya, alasan : ……………………………….
 Tidak23. Penegangan tali pusat terkendaliYa
Tidak, alasan : ……………………………………………………..
24. Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri ?Ya
Tidak, alasan : ……………………………………………………….
25. Plasenta lahir lengkap (intak) : ya / tidakJika tidak lengkap, tindakan yangdilakukan :
a.……………………………………………………………………
 b.………………………………………………………………………
26. Plasenta tidak lahir > 30 menit : Ya / TidakYa, tindakan :
a. ……………………………………………………………………….
b.………………………………………………………………………
27. laserasi :Ya, dimana
……………………………………………………………. Tidak
 28. Jika laserasi perineum, derajat : 1 / 2 / 3 / 4Tindakan :Penjahitan, dengan / tanpaanestesi
Tidak dijahit, alasan : ………………………………………………
 29. Antonia uteriYa, tindakan :
a. ……………………………………………………………………….
b. ………………………………………………………………………
c.………………………………………………………………………
 Tidak
30. Jumlah perdarahan : ………………………….. ml
 31. Masalah lain, sebutkan ………………………………………
32. Penatalaksanaan masalah tersebut : ……………………
33. Hasilnya : ………………………………………………………………

5). Bayi baru lahir
·                     Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan ter¬pilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang sesuai.
      34. Berat badan ………………………. Gram
35. Panjang …………………………. Cm
 36. Jenis kelamin : L/P37. Penilaian bayi baru lahir : baik/ada penyulit 
ü    Menjaga bayi tetap hangat
ü    Mengatur posisi bayi
ü    Menghisap lendir
ü    Keringkan dan rangsang taktil
ü    Mengatur posisi kepala bayi dan bungkus bayi
ü    Lakukan penilaian
38. Bayi lahir (setelah no. 37 dilakukan) : 
·                     Bernapas normal, tindakan :
- Letakkan bayi pada dada ibu
- Selimuti bayi bersama ibunya
- Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya
·                     Bayi tak bernapas, megap-megap atau menangis lemah, tindakan:
Lakukan ventilasi :
- Pasang sungkup 
- Lakukan ventilasi percobaan (2 X)
- Lakukan penilaian :

*                  Dada bayi tidak mengembang :
ü  Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor
ü  Periksa posisi kepala, bila salah perbaiki posisi menjadisetengah ekstensi
ü  Periksa adanya sumbatan oleh cairan atau lender di mulut,lakukan pengisapan ulang bila ada sumbatan
*                  Bila dada bayi menembang ; lanjutkan ventilasi
-Lakukan ventilasi 20-30 X dalam 30 detik, lakukan penilaian :
*                  Bila bayi mulai bernapas normal :
ü    Hentikan ventilasi secara bertahap
ü    Pantau kondisi bayi secara seksama
*                  Bila bayi belum bernapas atau megap-megap Teruskan ventilasi 20-30 X dalam 30 detik
-Hentikan ventilasi dan lakukan penilaian ulang setiap 30 detik
*                  Bila bayi tidak bernapas spontan sesudah 2-3 menit resusitasi:
ü    Teruskan ventilasi dengan interval 30 detik
ü    Siapkan rujukan bayi bersama ibunya 
-Bila bayi tidak bernapas sesudah ventilasi 20 menit, pertimbangkanuntuk           menghentikan resusitasi
39. Pemberian ASI
     Ya, waktu : ……………………………………..jam setelah bayi lahir
     Tidak, alasan ………………………………………………………………………
40. Masalah lain, sebutkan : ……………………………………………………. 
     Hasilnya ……………………………………………………………………………


 6). Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kan¬dung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian peman¬tauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan Jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan (Depkes RI, 2007).

No comments:

Post a Comment